Hanifan cakep Ifan cakep AA cakep Mamanie and her sons Farhan cute Farhan lucu Farhan imut

Thursday, June 09, 2005

Semua Karena Cinta............... (bagian I)

“Hallo cinta………………..”.

Vira tersenyum saat YMnya muncul.
Ahhh……… sahabatku yang satu ini, dikau selalu membuatku tersenyum”, gumam Vira dalam hati. Memang hari-hari terakhir Vira selalu terisi dengan cinta, cinta seorang sahabat yang sangat tulus dan murni.
Semua karena cinta………………..

***

Beberapa bulan yang lalu, Vira benar-benar terguncang. Vira gadis yang lugu, telah dicampakkan oleh sang kekasih yang dulu benar-benar mencintainya. Cinta telah mengalahkan segalanya. Karena cinta pula Vira rela mengorbankan harta yang paling berharga yang dimilikinya. Ternyata cinta kekasihnya, hanya bualan semata. Dia pergi setelah mendapatkan segalanya.
Semua karena cinta………………..

Tinggallah Vira seorang diri dalam gelapnya kehidupan. Masa depannya telah hancur. Tak ada lagi ceria di wajahnya, tak ada lagi semangat hidup dalam dirinya.
“Buat apa aku hidup, aku sudah tak berharga lagi”.
Setiap hari hanya tangis yang menghiasi wajahnya. Wajahnya kuyu, mata sembab, badan tak terurus.

Tak ada lagi Vira, gadis yang sangat menarik. Semua orang pasti akan betah berlama-lama ngobrol ataupun bertukar fikiran dengannya. Vira yang dulu kini telah lenyap berganti dengan Vira yang pemurung dan tidak mau bergaul dengan siapa pun.

Untunglah Vira masih punya setitik iman. Setitik rasa takut pada Allah jika ia harus mengambil jalan pintas. Ya...…sempat terlintas dalam benaknya untuk mengambil jalan pintas untuk mengakhiri hidupnya. Tapi dia masih ingat apa azab Allah yang akan diberikan pada orang yang bunuh diri.
Ah...… tak sanggup dia untuk menerimanya.

Hanya tetes-tetes air mata yang menghiasi sholat malamnya. Vira menyerahkan semuanya pada Allah. Sebenarnya dia sangat malu tuk menghadapkan wajahnya pada Allah. Malu karena teramat banyak dosa yang telah dilakukannya. Malu merasa dirinya sudah ternoda. Dirinya sudah kotor bergelimang dosa. Dia tak yakin Allah Yang Maha Pengampun itu akan mengampuni dosa-dosanya.

Teman-temannya pun selalu datang menghiburnya. Tapi jiwa Vira seperti kosong, jiwa yang sudah rapuh, seperti tak punya pegangan hidup lagi. Vira pun mendatangi seorang psykolog. Dia berharap psykolog itu bisa membantu kegoncangan jiwanya. Tapi setelah konsultasi dengan psykolog itu, bathinnya tetap tak jua memperoleh kedamaian.

Berbagai buku-buku keagamaan pun dilahapnya. Muhasabah di pesantren terkenal itu juga didatanginya. Tapi hanya sekejap kedamaian itu datang. Selebihnya dia kembali dalam dunianya yang hampa.
“Mengapa ya Allah……. tak ada yang bisa menentramkan hatiku ?”, lirih suara hati Vira dalam do’anya.


Kadang bila teringat masa lalunya, Vira seperti orang yang “sakau”. Dia menangis histeris, dia berguling-guling karena seluruh tubuhnya terasa sakit dan ngilu. Dia sangat sakit saat teringat kekasih yang sangat dicintainya itu sudah tak memperdulikan dirinya lagi. Walaupun sudah berulang kali mengemis-ngemis pada kekasihnya itu, tapi dia tak bergeming untuk melihat keadaan Vira yang sangat memprihatinkan.
Pengorbanan demi cinta kadang menyakitkan.
Semua karena cinta…………..

Lelah sudah hati Vira tuk mencari kedamaian hatinya. Vira pun beralih ke dunia maya untuk mencari kedamaian bathinnya. Vira yakin bisa mendapatkan sesuatu di dunia maya itu. Vira kemudian mendaftarkan diri pada sebuah milist. Setiap hari dia dikirimi berbagai artikel oleh milist itu. Ayat-ayat Al Qur’an, hadist-hadist, cerita-cerita menarik dan banyak lagi yang dia dapat dari milist itu.

Setiap hari Vira membaca artikel dari milist itu. Dia tertarik pada salah satu penulis yang selalu bercerita tentang kehidupan. Tentang betapa banyak orang yang lebih menderita. Betapa kita harus bersyukur setiap menerima apa yang telah ditetapkan oleh Yang Maha Kuasa. Dan banyak sekali artikel yang sangat menyentuh hati. Karena artikel penulis itu selalu didasari cinta. Cinta Allah, cinta orang tua, cinta keluarga, cinta sahabat, dan cinta pada sesama.
Semua didasarkan karena cinta…………………..

Dewa Mahendra……….demikian nama penulis itu. Vira ingin sekali berkenalan dengan penulis itu. Tapi dia ragu, apakah seorang penulis besar seperti dia, mau berkenalan dengannya ? Tapi Vira memberanikan diri tuk mengirim email untuknya. Ternyata tak disangka email Vira dibalas !!!
Wow….betapa bahagianya Vira. Ternyata masih ada yang peduli dengannya.

Hari berganti hari. Wajah murung Vira pun berganti ceria. Kini ada seseorang yang mau mendengarkan kegalauan hatinya. Vira memang bercerita semua kisah hidupnya pada Dewa, sang penulis itu, berharap Dewa akan memberikan kalimat-kalimat indahnya sebagai penyejuk hati Vira. Karena di setiap artikel Dewa selalu ada kata-kata petuah yang menjadi solusi setiap masalah.

Vira kini tak lagi sendiri. Kini hidupnya tak hampa lagi. Setiap hari selalu ada kata-kata penyejuk hati. Indah kata-katanya karena selalu berisi cinta. Cinta sebagai seorang sahabat adalah cinta yang tulus dan murni. Begitulah setiap hari, email, chat, sms bahkan telepon pun tak ragu Dewa lakukan untuk Vira, sahabatnya. Dewa benar-benar ingin membahagiakan Vira, dia memang bak “Dewa Penolong” bagi kehidupan Vira.
Semua itu Dewa lakukan karena cinta.
Semua karena cinta…………………


(bersambung)


Nie Troozz

0 Comments:

Post a Comment

<< Home