Hanifan cakep Ifan cakep AA cakep Mamanie and her sons Farhan cute Farhan lucu Farhan imut

Wednesday, July 06, 2005

Nasib Para Pengebor Kapal

Seorang lelaki datang bersama dua orang anak dan isterinya yang sedang hamil tua. Lelaki itu belum terlalu tua, tapi terlihat gurat-gurat halus menghiasi wajahnya. Badannya kurus tak terawat. Sedang dua anaknya berpakaian lusuh dan isterinya tersenyum hambar saat bertemu muka denganku. Terlihat wajah-wajah kuyu penuh pengharapan.

Lelaki itu biasanya terlihat sangat gagah. Pakaian yang selalu necis, hand phone keluaran terbaru selalu bertengger di pinggangnya dan dengan mobil menterengnya dia berangkat bekerja.

Tapi saat ini dia di hadapanku, dengan segala duka yang tak dapat tertutupi.
“Bapak ada ?”, tanyanya padaku.
“Saya ingin bertemu Bapak, mohon waktu sebentar saja”, lanjutnya.
Hati ini tak kuasa untuk menolak permohonannya karena melihat penampilannya yang jauh berubah. Lalu aku mempersilakan dia bertemu dengan Bapak, Pimpinan Perusahaan kami.

Telah kuduga, lelaki itu menghadap Bapak untuk minta kebijaksanaan Bapak untuk mencabut keputusan pemberhentian dia dari pekerjaannya. Sebuah kekhilafan telah diperbuat lelaki itu semasa bekerja di perusahaan ini. Dengan kecerdikannya dia bisa menyulap password dan mengalirkan rekening perusahaan ke rekening pribadinya.

Hidup mewah bergelimang harta itu telah dinikmatinya. Tak peduli apakah hartanya itu halal atau haram. Dia tidak ingat apa dampaknya bagi perusahaan, andai hal ini terus berlangsung. Dia tak peduli pada nasib karyawan lain yang menggantungkan hidupnya pada perusahaan ini.

***

Suatu hari dikumpulkanlah seluruh pegawai perusahaan untuk membicarakan hal ini. Pemimpin perusahaan sangatlah bijak dalam mengambil keputusan. Beliau mengatakan bahwa perusahaan ini ibarat kapal dan beliau selaku nakhodanya. Di dalam kapal ini sekarang tengah berkeliaran orang-orang yang membawa bor, untuk melubangi kapal. Lubang hasil pengeboran itu memang sangatlah kecil. Tapi dengan banyaknya pengebor itu, maka lubang akan menganga di mana-mana dan air laut perlahan akan masuk ke dalam kapal. Lama-kelamaan kapal pun akan tenggelam.

Demikian juga perusahaan ini. Apabila ada orang-orang yang “melubangi” perusahaan ini untuk keperluan pribadi. Niscaya perusahaan ini akan bocor dan lama kelamaan akan tenggelam.

“Apa yang akan Anda lakukan jika bertemu dengan pengebor kapal itu” tanya sang pimpinan.
“Buang ke laut……………” serentak pegawai menjawab dengan lantangnya.
“Ya, kita tidak ingin semuanya tenggelam kan. Nah, oleh sebab itu maka dengan sangat menyesal, saya akan bertindak tegas terhadap pengebor kapal itu, baik skala kecil maupun skala besar. Karena mungkin saja orang yang berskala kecil itu karena hanya diberi kesempatan yang kecil. Seandainya jika di depan matanya ada kesempatan besar, tentulah akan dilahapnya pula, kalau memang mentalnya sudah menjadi pengebor kapal.”

***

Dengan langkah gontai, lelaki itu bersama keluarganya keluar dari ruangan Bapak. Dengan senyum masam dia berpamitan padaku, dan istrinya terlihat menahan genangan air mata. Keputusan itu tidak dapat diganggu gugat lagi. Dia harus keluar dari perusahaan ini, dengan tanpa pesangon apapun dan seluruh kekayaannya harus dikembalikan pada perusahaan. Dia baru saja mendapat balasan atas perbuatannya di dunia ini. Apa balasan yang akan dia dapat di akhirat nanti ? Wallaahu ‘alam.



Nie Troozz

0 Comments:

Post a Comment

<< Home