Hanifan cakep Ifan cakep AA cakep Mamanie and her sons Farhan cute Farhan lucu Farhan imut

Friday, June 24, 2005

Gantungkan Cita-citamu Setinggi Langit-langit

Sewaktu sekolah dulu, dari mulai TK, SD, mungkin sampai SMP kita masih sering dengar pertanyaan “Apa cita-citamu kelak Nak….” atau “Kalau sudah besar, mau jadi apa ?”. Pertanyaan sederhana yang selalu kita jawab dengan mudahnya. Mau jadi dokter, insinyur, arsitek, pengusaha, pramugari, atau apa saja yang dilihat oleh mata anak kecil merupakan pekerjaaan yang keren, bisa punya uang banyak, biar nanti hidupnya senang.

Kalau aku dulu bercita-cita jadi wanita karier, entah apa bidangnya, pokoknya bisa banyak uang, bisa membantu orang tua, lalu… punya keluarga kecil yang bahagia, anak-anak yang sholeh dan pintar, rumah yang indah, kendaraan yang nyaman, ya….. yang muluk-muluk lah.

“Gantungkanlah cita-citamu setinggi bintang di langit “.
Sebaris kata bijak yang selalu diucapkan oleh orang tua kita untuk memicu semangat belajar kita agar lebih giat lagi.

Tapi semua itu harus diraih dengan kerja keras, dengan pengorbanan yang sangat besar. Tentunya tak lepas dari bait-bait do’a yang harus kita panjatkan agar semua usaha kita diridhoi olehNya.

Tak akan ada usaha yang akan berhasil dengan hidup berleha-leha, menunggu keajaiban datang dari langit secara tiba-tiba. Tak kan pernah ada……..
Kita lihat acara di TV seperti Uang Kaget, Bedah Rumah, Rezeki Nomplok dan yang setipe acara itu, mungkin itu adalah hasil do’a mereka yang tak henti-hentinya dipanjatkan setelah usaha mereka yang belum menampakkan hasilnya. Allah memberinya dengan jalan yang tak diduga-duga.

Tapi kita pun harus mengukur kemampuan kita, jangan sampai cita-cita itu jauh melampaui batas kemampuan kita. Jika cita-cita terlalu tinggi, kita kan sulit tuk menjangkaunya. Malah kadang ada orang sampai stress atau depresi karena cita-citanya tak terwujud.

Tanteku yang telah menelan asam garam dan pahit getirnya kehidupan bilang, “Jangan kau gantungkan cita-citamu setinggi langit, karena jika jatuh kau akan merasa sakit sekali. Gantungkanlah cita-citamu setinggi langit-langit rumah ini saja, sehingga kau mudah menjangkaunya. Dan jika jatuh pun tidak akan terlalu sakit.”

Memang diri ini terlalu idealis, terlalu yakin bahwa semua cita-cita pasti tercapai dengan kerja keras. Hingga saat cita-cita tak tercapai, langsung jatuh terpuruk dan menyesali diri. Merasa kecil karena ketidakberdayaan. Diri ini selalu lupa bahwa Yang Di Atas sana telah menentukan garis hidup seseorang, telah menentukan takdir seseorang. Dan kita memang sangat sangat kecil di hadapanNya.

Nie Troozz

0 Comments:

Post a Comment

<< Home