Hanifan cakep Ifan cakep AA cakep Mamanie and her sons Farhan cute Farhan lucu Farhan imut

Monday, May 30, 2005

Ma.......usap-usap punggungnya

“Mamaaaaaaaaa……..siniiiiiiiiii……..”, si kecil dengan suara manja memanggil-manggil aku yang masih sibuk dengan piring-piring kotor di dapur. Setelah seharian bekerja di kantor, sesampainya di rumah aku risi dengan melihat berantakannya rumahku, jadi langsung kusingsingkan lengan baju, kubereskan semua piring-piring dan teman-temannya yang kotor, mencuci baju, dan sejumlah pekerjaan lain yang antri tuk disentuh olehku.

Setelah selesai semua pekerjaan, kuhampiri anakku. Duh………ternyata dia sudah tertidur pulas. Tidur yang menyisakan suatu harapan kan belaian mamanya. Tak terasa air mataku meleleh di pipiku. Sebongkah rasa sesal menderaku. Seandainya kutinggalkan dulu pekerjaanku, lalu kuhampiri anakku, mungkin dia akan tidur dengan senyuman.

Alhamdulillah aku diberi harta yang paling berharga, anak-anak yang sholeh. Mau mengerti akan kesibukan mamanya yang setiap hari meninggalkannya tuk membantu perekonomian rumah tangga. Mereka tidak pernah rewel buat cari perhatian mamanya. Mereka hanya ingin bersama-sama di waktu yang tersisa setiap malam.

Ach………mengapa aku tidak meluangkan waktu sedikit buat anak-anakku. Tokh pekerjaan rumah tangga tak akan pernah habis-habisnya.
Hingga terdengar suara anakku lagi.

“Mamaaaaaa…siniiiii……. Usap-usap punggungnya…………”.
Aku pun berlari menghampiri anakku. Kupeluk dia, kucium dia.
“Usap-usap punggungnya………..maa…….dalemnya…………”.
Hanya itu keinginannya. Kuusap-usap punggungnya hingga dia tertidur dengan senyuman.

Mama akan selalu di sisimu sayang........


Nie Troozz

Friday, May 27, 2005

Hobyku dulu

Sewaktu kecil aku "dipaksa" orang tuaku masuk Sanggar Tari Sunda. Aku sebenernya gak suka nari-nari kayak gitu, gak pede kalo tampil di depan umum. Tapi karena dipaksa yaa akhirnya harus mau.

Tapi ternyata aku punya bakat terpendam kali yach...He..he..
Aku malah terpilih buat tampil "solo karir". Waktu itu umurku baru 4 tahun.
Walhasil.... banyak orang yang terpukau dengan gemulainya tarianku.
Bangga donk yach...

Lama2 asyik juga tampil di depan orang banyak.
Nich dia penampilanku waktu "wisuda TK"....
Imut2 khan ?

imut-imut khan Tari Anjasmara


Aku cuman nari kalo ada 17 Agustusan atau kenaikan kelas.
Menginjak SMP aku udah malu nari Sunda, soalnya bajunya buka2an sich...seksiii... Rata2 kebuka bagian dadanya...wah...badanku khan sedang subur2nya umur segitu mah.
Paling2 nari jaipongan yang bajunya pake kebaya biasa, jadi gak keliatan dadanya.
Ya itu juga nari kalo 17-an atao di hajatan sodara.

jaipongan katenye


Kelas 3 SMP aku balik lagi ke Bandung setelah turut ortu tinggal di Sumedang selama 2 tahun. Saat itu ada juga pindahan dari Padang. Dia tukh keluarga besarnya punya sanggar tari yang cukup OK. Setelah tau aku suka nari, aku ditawari gabung. Wah...asalnya sich nolak dulu, soalnya basic nari Padang ama Sunda khan beda. Tapi berhubung waktu itu mau nampil dan kurang penari, akhirnya aku diikutkan pada penampilan minggu itu. Bayangin dalam satu minggu aku harus nampil !! Sanggar ini sering dipanggil di acara2 perkawinan gitzu lokh....

Akhirnya mulai tampillah aku. Padang khan pakaiannya enak, panjang2 and ketutup. Lumayan juga lah sering2 nampil di gedung2 di acara perkawinan atau di gedung pertunjukan kayak sendratari gitu.......nambah2 pengalaman.

Image hosted by Photobucket.com Image hosted by Photobucket.com Image hosted by Photobucket.com


Tapi begitu pake jilbab, aku agak mengurangi aktifitas nariku. Asalnya milih2 pakaian yang tertutup, untungnya instrukturnya pengertian. Pokoknya pakaian diusahakan dilapisi kerudung.

Tapi lama2 risi juga nari di depan orang banyak. Ini khan gak sesuai dgn aturan jilbab. Emang sich kepala ketutup, tapi aku berlenggak-lenggok di depan orang banyak... Wah...kalo banyak yang tertarik gimana ? Eh...bukan ge-er lho !
Emang pergaulan di dunia seni tukh bebas2 aja.... tapi jangan negatif dulu. Misalnya pegang2an tangan, duduk dempet2an, itu mah dah dianggap biasa...

Akhirnya kuputuskan tuk berhenti nari. Mungkin itu bukan duniaku. Mungkin Allah gak ridho dengan duniaku itu. Maka dengan mengucap Bismillah, aku berusaha mencari jalan menuju ridho Ilahi.


Nie Troozz

Thursday, May 26, 2005

Jilbabku

Tahun 1990 adalah tahun hijrahku. Hijrah dari kehidupanku yang menjalankan ibadah asal-asalan menuju kehidupan yang menjalankan Islam secara kaffah. Saat itu pengajian-pengajian masih suatu perkumpulan yang agak ditakuti karena dikhawatirkan masuk golongan tertentu. Demikian juga orang tuaku yang berkeberatan aku mengikuti pengajian-pengajian. Berawal dari pengajian di sekolahku, yang pada saat itu AA Gym masih berkunjung dari sekolah ke sekolah, termasuk ke sekolahku.
Aku mulai mengikuti pesantren ramadhan yang dilaksanakan di sekolah. Dari situ aku diperdengarkan ayat tentang jilbab. Tiba-tiba ada keinginan kuat untuk mengenakan jilbab. Alhamdulillah… aku mendapat hidayah dariNya.

Saat SMP dulu, aku suka ngeledek orang yang pakai jilbab. Tukh ada Ninja….
Jilbab ? Ha… pake jilbab ? Hiii…. Gak akh…. Kayak ninja.

Itu sering aku lakukan bersama tiga orang temanku yang dua diantaranya adalah non muslim.

Begitu pula orang tuaku, saat kuutarakan niatku, mereka tidak mendukung aku mengenakan jilbab. Mereka bilang "Kalau kamu ingin pakai jilbab, laksanakan sholat dulu yang benar, puasa yang benar, tingkah laku yang benar, baru pakai jilbab. Di sekolah juga kan dilarang. Nanti saja setelah kamu lulus dan dapat kerja, baru pakai jilbab".

Memang di sekolahku pun saat itu dilarang pakai jilbab. Aku melihat teman-teman yang pakai jilbab, membuka jilbabnya di gerbang sekolah. Mereka hanya memakai jaket untuk menutupi kemeja lengan pendeknya dan kaos kaki panjang untuk menutupi kakinya. Kemudian mereka memakai jilbab lagi sepulang sekolah. Karena waktu itu pilihan hanya dua, tetap di sekolah ini atau silahkan pakai jilbab tapi cari sekolah yang lain. Sungguh ironis memang, di negara yang mayoritas muslim, tapi pemakaian jilbab masih dilarang.

Tapi keinginan pakai jilbab itu begitu kuat. Aku secara sembunyi-sembunyi membeli buku tentang jilbab. Makin hari ketakutanku makin menjadi, tapi aku merasa belum siap mengenakannya. Kakak-kakak mentorku mengatakan, “Jilbab ini wajib, Nie. Apakah kamu yakin kalau kamu masih diberi umur panjang oleh Allah, jika niatmu selalu diulur-ulur waktunya ? Biarlah menggunakan jilbab secara sembunyi-sembunyi seperti ini, yang penting Allah tahu niat kita”.

Akhirnya dengan sembunyi-sembunyi aku membeli kerudung dan kaos kaki panjang.
Aku pergi sekolah saat ibuku sedang ada di dapur dan ayahku sudah berangkat kerja. Sampai di sekolah teman-teman menyambutku dan memberiku ucapan selamat. Seperti teman lainnya, aku membuka kerudung di pintu gerbang dan menggunakan jaket seharian. Bahagianya aku bisa menunaikan salah satu kewajibanku.

Tapi sesampainya di rumah, orang tuaku marah besar. Mereka merasa tidak dihargai. Mereka tidak mendukungku sama sekali. Sehari-hari aku menggunakan pakaian apa adanya. Kemeja pendek aku pakai secara rangkap dengan kaos tangan panjang. Rok panjang hanya punya satu. Mereka tidak mau membelikanku pakaian untuk orang berjilbab. Sedih sekali hati ini.

Dalam pelajaran pun selalu ada diskriminasi pada orang-orang berjilbab. Terutama pelajaran olah raga. Guru olah ragaku selalu merazia jaket dan kaos kaki. Dan yang paling mengerikan adalah saat melihat nilai olah ragaku. Astaghfirullah…. Seumur-umur aku belum pernah dapat nilai lima di raportku. Ini hanya gara-gara tidak ikut pelajaran berenang…!!!

Tapi aku ingin membuktikan bahwa dengan berjilbab bisa mendorongku untuk beribadah dengan lebih baik. Aku akan malu bila tidak benar dalam beribadah. Misalnya “Masa yang berjilbab sholatnya bolong-bolong “ atau “ Masa yang berjilbab ngomongnya nyakitin orang lain” atau “Masa yang berjilbab gak pernah ke pengajian”. Jadi dengan berjilbab itu malah mendorong aku untuk beribadah dengan lebih baik lagi.


Untuk menuju kepada kebenaran memang dibutuhkan pengorbanan. Itu yang selalu aku tanamkan dalam hatiku.

Hingga tibalah hari kelulusan. Hari terbebasnya dari tirani. Sejak hari itu aku mulai bisa mengenakan jilbabku secara penuh, walau masih dalam keterbatasan.
Aku ingin cepat bekerja agar aku bisa juga terbebas dari belenggu orang tuaku. Agar aku bisa lebih leluasa menentukan langkah hidupku.

Mencari pekerjaan pun ternyata tak semudah yang dibayangkan. Dengan percaya diri yang tinggi karena berbekal ijazah dengan nilai yang lumayan, aku bisa menyisihkan saingan-sainganku sesama pelamar kerja. Namun aku selalu jatuh saat wawancara karena mengetahui aku pakai jilbab. Satu lagi batu sandungan menghadang. Tapi aku tak putus asa. Aku terus berusaha dan berdoa.

Alhamdulillah…… Allah memberiku rezeki, aku diterima di sebuah perusahaan BUMN sebagai tenaga harian. Setelah aku bekerja, orang tuaku pun lama-lama mendukung aku untuk berjilbab. Aku bisa membeli pakaian-pakaian panjang dengan lebih leluasa.

Ya Allah……..berikanlah kekuatan agar hamba tetap istiqomah menjalankan semua syariatMu. Berikanlah hamba kekuatan tuk menghadang godaan-godaan dunia yang bisa menghancurkan keistiqomahanku.

Amien.


Nie Troozz

Wednesday, May 25, 2005

Yang Terbaik

“Innalillaahi wa inna ilaihi rooji’uun”

Kalimat itu sangat mudah diucapkan oleh lisan kita tapi sangat sulit bila benar-benar ikhlas keluar dari lubuk hati yang paling dalam. Kadang lisan kita dengan mudahnya berucap kalimat itu, tapi air mata tak henti-hentinya mengalir, hati tak henti-hentinya menyesali.

Saat suatu “kebahagiaan” dicabut kembali olehNya, rasanya tak rela hati ini tuk melepasnya. Karena suatu “kebahagian” itu didapat dengan usaha yang susah payah, dengan pengorbanan yang begitu besar. Egoku selalu berkata “Ini semua memang dari Allah, tapi ini kudapatkan dengan susah payah, dengan jerih payahku, maka aku berhak mempertahankan “kebahagiaan” itu”.

Segala usaha mempertahankan “kebahagiaan” telah kulakukan, namun apa kuasaku menentang Yang Maha Kuasa, apa dayaku melawan Yang Maha Berkehendak. Tapi hati ini sangat sulit untuk pasrah, sulit untuk ikhlas menerima takdir yang terjadi. Sekuat tenaga hatiku meronta, tak kan bisa mengalahkan Yang Maha Perkasa.

Dalam kesunyian aku merenung, aku selalu yakin Allah selalu memilih yang terbaik untuk makhlukNya. Allah mungkin mencabut “kebahagiaan” itu dan akan menggantinya dengan “kebahagiaan” yang lain yang lebih baik.

Seperti juga nasehat dari sahabatku :
“Siapa pun kita memang benar-benar takkan pernah bisa selamanya memiliki apa yang pernah kita raih, apakah itu materi atau pun sebatas sesuatu yang bersifat psikis, seperti kebahagiaan. Semua itu sebelumnya tidak pernah ada, lalu ada dan menjadi milik kita. Nah, yang harus kita ingat, setiap sesuatu yang awalnya tidak ada, pastilah akan berakhir kepada ketiadaan. Karena, kita juga tidak pernah membelinya kan ? Semuanya itu datang karena ada yang memberi... maka kalau Si Pemberi itu memintanya kembali, tidaklah ada hak bagi kita untuk sakit hati atau kecewa, juga sedih. Seperti kebahagiaan, itu datangnya dari Si Pencipta kebahagiaan, jika ia mengangkatnya kembali... ada dua kemungkinan, Dia tengah mencoba kita dengan "tanpa kebahagiaan" atau, dalam rangka menggantinya dengan kebahagiaan yang lain.”

Terima kasih sahabatku, kau selalu hadir dalam kekalutanku, kau bisa menepis semua gundahku, kau bisa menghadirkan senyum di wajahku.

Aku ingin mencoba tersenyum dalam keikhlasan akan takdirku dan semua cobaan yang menimpaku….
Seperti senyuman temanku yang baru seminggu ditinggal suaminya….
Seperti senyuman saudaraku yang baru kehilangan anaknya….
Seperti senyuman saudara-saudara kita yang tertimpa tsunami di Serambi Mekah sana yang telah kehilangan segalanya, suami, istri, anak, orang tua, harta benda….

Apalah artinya penderitaanku,betapa kecilnya cobaanku dibandingkan dengan mereka, betapa bodohnya aku yang telah menyia-nyiakan waktu untuk mengejar sesuatu yang bukan ditakdirkan untukku.

Ya Allah…… ampuni aku yang tak ikhlas menerima takdirMu, berikanlah kekuatan dalam menjalani cobaanMu.

Aku yakin………Kau akan selalu memberikan "yang terbaik" untuk semua makhlukMu.


Nie Troozz

Thursday, May 19, 2005

My sons

Alhamdulillaah....

Setelah perjalanan panjang akhirnya bisa posting foto kedua anakku ini.
(maklum photoshop pun baru belajar....he...he...)


Ini dia si sulung

M. Hanifan Rahman

Image hosted by Photobucket.com Image hosted by Photobucket.com


Panggilan di rumah AA or Ifan. Tapi di sekolah dipanggil Hanifan.
Baru kelas 4 SD, cuman badannya doank yang gede........tapi penakutnya minta ampun. Dia tukh orangnya serius banget, tapi dapet ranking terus di kelasnya. Sekarang juga masuk kelas unggulan (persis mamanya...he..he...).
Hobbynya makan, baca komik, main PS ama main RO.....
Ikut Taek wondo sich katanya bukan hobby, tapi buat bisa bela diri aja kalo ada yg jailin.... cailaaaaa.....


Yang kedua

M. Farhan Fathurrahman

Image hosted by Photobucket.com Image hosted by Photobucket.com

Panggilannya Ade Hanhan, tapi di sekolah ya Farhan.
Ini jauh beda ama kakaknya. Orangnya cuek, mo ada PR kek, mo ada tugas kek, pokoke nyantai aja hidupnya. Tapi nilai2nya lumayanlah...
Hobbynya tidur....(kayak emaknya), trus sama juga ma kakaknya hobby banget PS and RO. Badminton juga suka banget.
Anaknya PeDe abiiiis.... sampe2 ID di RO nya apa coba ? "Farhancakep"...hi..hi..

Liat anak2 udah gede...... berarti udah tue yee....

But... udah sampe dimana yach persiapan buat "pulang" nanti ????
Ingatlah Mama Nie......... semakin hari umurmu makin berkurang,
cepatlah cari bekal....... selagi Allah masih ngasih kesempatan........

Semoga Allah masih memberi kesempatan. Amien....

Wednesday, May 18, 2005

Menggapai kebahagiaan Yang Hakiki

Peluh menetes membasahi wajahku, padahal hari itu belum genap pukul tujuh pagi. Dua tentengan berat berisi kue-kue yang akan kutitipkan di koperasi sekolahku, telah cukup membuat aku berpeluh sepagi ini. Kulihat temen-temen yang tertawa riang, sambil bergandengan tangan dan bercanda menuju ke sekolah pula, tanpa harus dibebani dengan kantong tentengan seperti aku.

Ya... beginilah masa kecilku. Sebagai anak sulung, aku harus turut menanggung beban ekonomi keluargaku. Gaji ayahku yang "murni" pegawai negeri tak mampu menutupi kebutuhan keluarga dengan empat orang anak ini. Setiap hari aku harus ke sekolah dengan kantong plastik besar yang cukup berat. Setiap istirahat aku bantu-bantu di koperasi sekolah agar dapat "jajan gratis". Sepulang sekolah aku pun harus berjalan kaki yang cukup jauh menuju stamplat bis terdekat agar bisa naik bis dengan ongkos murah meriah.

Ah… andaikata aku jadi orang kaya seperti teman-temanku yang selalu diantarjemput, uang saku yang berlimpah, mau apa saja tinggal bilang sama orang tua. Hanya satu yang ada di benakku, aku ingin jadi orang kaya, karena orang kaya selalu terlihat bahagia.

Kadang aku diminta orang tua temanku tuk mengajari anaknya matematika, padahal aku sama-sama masih belajar juga. Alhamdulillah sepulang mengajar anaknya, ibu itu menyelipkan beberapa lembar ribuan di saku bajuku, akh….benar-benar suatu kebahagiaan yang tiada taranya bagiku.

Dari sore sampai malam aku membantu ibuku membuat kue untuk esok harinya. Kadang-kadang aku tak ada waktu buat belajar. Tapi alhamdulillah Allah memberiku otak yang cukup encer, sehingga aku cukup mendengarkan penjelasan guru dan itu dapat kuingat dan tersimpan dalam memoriku. Buku-buku selalu komplit karena dapat hadiah dari sekolah setiap kenaikan kelas.

Tapi setelah memasuki SMA yang terbilang favorit di kotaku ini, aku sangat keteteran mengejar pelajaran. Kegiatan di rumah yang lumayan menyita waktuku sehingga tak sempat mengerjakan PR, buku-buku yang tak sanggup aku beli dan kadang-kadang membolos karena tak ada ongkos sehingga sering ketinggalan beberapa mata pelajaran. Prestasiku menurun drastis karena yang ada di pikiranku adalah uang. Bagaimana aku harus mencari uang, supaya hidup kami tidak selalu menderita begini. Pertengkaran demi pertengkaran orang tua karena masalah ekonomi mewarnai kehidupanku. Itu semua makin menyurutkan semangat belajarku, aku ingin cari uang, aku ingin kaya, aku ingin meringankan beban orang tuaku. Aku berfikir saat itu uang adalah segala-galanya, uang yang dapat meredakan semua masalah , uang adalah sumber kebahagiaan.

Tapi saat ini aku merenung, aku telah mendapatkan semua yang aku inginkan. Uang, rumah, kendaraan, keluarga, tapi hidupku terasa hampa. Uang tak dapat membuatku tersenyum bahagia, rumah yang luas terasa biasa saja, kendaraan ber-AC pun tak dapat ternikmati olehku, keluarga……..ach aku seperti hidup sendiri. Kemanakah larinya kebahagiaan itu ? Aku selalu merasa kesepian, gelisah, sakit dan ketakutan.
Kemanakah diri ini kan berlari lagi tuk dapatkan kebahagiaan ?

Ternyata selama ini aku salah. Ternyata kebahagiaan itu berasal dari hati. Kebahagiaan itu hanya jika kita mendekatkan diri padaNya. Kebahagiaan itu terdapat dalam ma’rifatullah, mengesakanNya, mencintaiNya, merindukan pertemuan denganNya, bertautnya hati dan tujuan hanya kepadaNya.

Ya Allah selama ini aku sangat jauh dariMu. Kelebihan materi tidak menjamin kebahagiaanku. Semua itu malah melenakanku, menjauhkan aku dariMu, mengurangi rasa syukurku, mengurangi sujud-sujud malamku. Aku tlah khilaf, aku tlah lupa bagaimana sewaktu hidup susah dulu ku selalu di dekatMu, memohon hanya kepadaMu. Kenikmatan dunia ini benar-benar telah melupakanku bahwa Engkaulah yang memberi semua ini, karena Engkaulah berlimpahnya rezeki ini. Karena Engkaulah berhasilnya karir ini.

Ampuni aku yaa Ghafuur,
Ampuni aku yang tlah lalai akan perintahMu,
Ampuni aku yang tlah melanggar laranganMu,
Bimbinglah aku tuk berjalan kembali ke arahMu,
Aku ingin selalu ada di dekatMu.

Aku ingin dapat kebahagiaan yang hakiki.

Amien.


Nie Troozz

Thursday, May 12, 2005

Menghitung Hari

"Menghitung hari.........detik demi detik......Masa kunanti apatah ada..........."

Lagu lama yang dilantunkan salah satu Diva Indonesia itu amat menyentuh hatiku. Bukan cerita cinta yang ada di dalamnya, tapi aku merenungkan bait pertama lagu itu. Berapa hari lagi jatah hidupku. Sudah siapkah diriku jika "Masa" itu ada ? "Masa" saat Izrail datang menjemput. Apa bekal yang akan kubawa tuk perjalanan yang kekal abadi di alam sana ?

Aku pernah merasakan "sesuatu" yang katanya dirasakan oleh orang yang akan meninggal. Kata orang, orang yang akan meninggal akan aneh tingkah lakunya dalam masa 40 hari sebelum hari "H". Dia selalu merasa kesepian, merasa ditinggalkan, dsb. Wallaahu alam........

Aku merasakan kesepian yang sangat sangat dalam. Rasanya semua orang menjauhi aku. Rasanya aku harus melakukan segala hal sendirian karena di alam sana pun kita harus mempertanggungjawabkan semua amal kita sendirian. Setiap hari dari saat perasaan itu datang, aku "menghitung hari" jatah hariku yang tinggal 40 hari.

Setiap hari aku berusaha berbuat baik kepada semua orang. Aku tidak ingin nanti ada orang lain yang menuntut perbuatanku di sana, sehingga membuat aku bangkrut karena amalanku yang hanya sedikit diambil oleh orang yang pernah aku dzolimi. Aku bersihkan hartaku dari hak-hak orang lain yang masih menempel pada hartaku. Aku minta maaf pada orang-orang yang telah aku sakiti walau tanpa sengaja, terutama orang tuaku. Setiap malam kupasrahkan diriku tuk bersujud ke hadiratNya. Kuhisab semua amalku sebelum nanti dihisab olehNya di alam sana. Ingin aku kembali kepadaNya dengan diri yang bersih tak bernoda. Rasanya diri ini sangat pasrah menanti hari "H" itu datang.

Hingga tibalah hari yang kunanti itu. Hari saat Izrail datang menjemputku.
Hatiku galau tak menentu.
Tapi hingga habis hari itu, Izrail tak kunjung datang........

Ya......... Izrail memang akan datang. Tapi dia kan datang tanpa kita ketahui. Dia kan datang pada saat kita siap ataupun tidak siap menyambut kedatangannya. Dia akan datang di mana pun kita berada, dimana pun kita kan sembunyi.

Ya Allah, berilah kesempatan pada hambaMu ini tuk membersihkan diri yang berlumuran dosa. Berikanlah kesempatan pada hambaMu ini tuk mencari bekal tuk perjalanan panjang yang kekal abadi di alam sana. Agar pada saat Izrail datang menjemput, aku telah siap menyambutnya. Amien.


Nie Troozz

Friday, May 06, 2005

Mesjid

Saat aku masih mencari2 lokasi buat rumah baruku, yg ada dalam benakku ingin dapat lokasi dekat Mesjid. Dekat dgn rumah Allah, mungkin bisa lebih mendekatkan aku dgnNya. Akhirnya aku mendapat lokasi yg sangat strategis. Walaupun harganya lebih mahal dikit dari kavling lainya, tapi aku bersyukur banget dapat lokasi yg tepat berhadapan dgn mesjid. Alhamdulillah.........

Hari2 pertama tinggal di rumah baru, aku menyempatkan diri untuk sholat berjamaah di mesjid. Tapi hanya bertahan beberapa hari. Kembali imanku tergoda oleh syetan. "Yg wajib ke mesjid khan cuman bapak2"....... gitu kata hatiku. Aku kembali bermalas2an saat kudengar Adzan Subuh. Dan kemudian sholat sendirian di Musholla mungilku setelah matahari menampakkan sinarnya. Astaghfirullah........ Aku tidak mensyukuri nikmat Allah yg telah memberikan kesempatan padaku tuk lebih dekat dgnNya.

Subuh tadi........Kuteguhkan hati tuk melangkahkan kaki ke Mesjid lagi. Aku harus dan harus melawan bisikan syetan lagi. Suamiku pun menemaniku ke Mesjid. Mesjid kecil yg sederhana yg hanya terisi oleh beberapa gelintir orang yg satu shaff pun tak penuh. Hhmm... mesjid ini selalu penuh sesak jika bulan Ramadhan, malah kadang tak kebagian tempat. Mesjid ini hanya dirindukan orang pada bulan yg suci itu. Selebihnya...... hanya karpet2 hijau yg memenuhi ruangan ini.

Sepulang dari mesjid, suamiku mengajak pulang lewat jalan memutar. Padahal pulang ke rumah tinggal menyebrang jalan. Tapi dia bersikeras memutar, cari udara segar katanya. Akhirnya kuikuti "jalan2 subuh"nya. Kuitari sekeliling RTku, ternyata banyak sekali hal2 yg tak pernah kulihat selama ini. Rumah2 kecil berdempetan, malah ada satu kavling dihuni oleh beberapa keluarga, rumah yg hanya diterangi lampu 5 watt-an (ngirit kali yach......), rumah yg belum jadi tapi sudah ditempati. Itu semua membuat aku bersyukur aku lebih baik dari mereka........
Alhamdulillah.....

Sampai di rumah aku merenung. Rumahku lapang, malah ada mushollanya walaupun mungil, lampunya bersinar terang, malah satu ruangan ada yg dipasang 5 buah lampu (boros amat yach...)....... kurang apa coba ??
Terdengar suara AA Gym di radio......."Kunjungilah rumah Allah yg kecil, Insya Allah kau akan ditunjukan jalan menuju Rumah Allah yg besar di Baitullah...................."
Ah............ kata2 itu terdengar pada saat yg tepat, pada saat aku merindukan Rumah Allah.
Ya Allah berikanlah kesempatan padaku untuk mengunjungi RumahMu, Aku ingin bertobat padaMu, Aku ingin mensucikan diriku di sana, dan aku ingin kembali kepadaMu dalam keadaan yg suci.

Amien.

Nie Troozz

Wednesday, May 04, 2005

Nyang punya Blog

Assalaamu 'alaikum Wr. Wb.

Namaku Yani or lengkapnya Yanni Troosyani.
Gak tau tukh artinya apa. Katanya yg ngasih nama adiknya nenek aku. Koq adik nenek ? Iya........... khan nenekku udah gak ada, waktu aku masih di alam manaaa gitu. Katanya aku dimanja banget ama adik nenek itu krn beliau gak punya anak perempuan. Tapi beliau udah meninggal juga waktu aku masih kecil.
Trus ama kakek aku dipanggil........Inonk (ssssstttttttttt... jangan bilang siapa2 yach). Katanya karena wajahku bulet kayak kue Kenong (ampe skr aku gak tau kue kenong itu kayak apa??). Tapi aku gak mau dipanggil dgn nama itu, sebel.......suka diledekin ama temen2 waktu sekolah dulu. Tapi yach di keluarga besar mah tetep we Teh 'nonk. Dan itu gak bisa dihapus ampe kapan pun... tetap melekat dalam diriku........he..he..
Yo wis............ pasrah aja.
Tapi di sekolah or di kantor yaaaaaa Yani donk or Nie aja, OK.........

I've got married, 1 husband and 2 boys.
The first is M. Hanifan Rahman dipanggil Ifan (10 years old) and
the other is M. Farhan Fathurrahman dipanggil Ade Hanhan (7,5 years old).
Di rumah aku jadi yg paling cantik...he..he...
Dua2nya sekolah di SD Plus Al Ghifari, yg satu kls 4 dan adiknya kls 2. Sengaja cari SD Plus soalnya mamanya terlalu sibuk ampe gak punya waktu buat ngedidik mereka. Disekolahnya udah ada pelajaran Iqro, bahasa Arab and bahasa Inggris. Jadi gak perlu les ini itu lagi.
Hobinya dua2nya main PS and sekarang lagi keranjingan main internet......itu lho RO (Ragnarok Online) cenah. Ya... selama dlm batas2 kewajaran, aku ijinin aja, biar nanti jadi pinter IT (cita2 mamanya). Yang penting tugas sekolah beres. Selain itu yg sulung lg seneng Tae kwondo and baru naek ke sabuk kuning minggu yang lalu. Kalo si kecil senengnya Badminton, kebetulan depan rumah ada lapangan jadi ya terpaksa hrs ngeladenin jd lawan mainnya. Malah kalo di luar angin lg gede, terpaksa dech di dlm rumah, kebetulan rumahnya msh kosong, belom banyak mebelnya.

Oh iya, Si Ifan lg umur 7 bulanan Juara ke-1 Lomba Balita Sehat. Dia khan gemuk banget. Pernah kurus waktu awal2 punya adik, jealous kali yach. And sekarang gemuk lagi krn jago makan. Yang bangga tukh neneknya, krn tiap hari ama beliau. Karena neneknyalah Ifan juara katanya (hik..hik..ya beginilah nasib mama yg gak ngurus anaknya).
Si Ade mah kurus wae krn sering dimarahin ama kakaknya, kakaknya galak krn ampe skr gak rela kasih sayang ortunya terbagi ama adeknya (susah banget ngasih pengertian ama Ifan).

Aku baru pindahan ke rumah baru pas Tahun Baru-an. Belom kelar 100 % sich tapi lumayanlah, yg penting udah ada gentengnya..he...he...
Alhamdulillah aku skr punya rumah. Dulu jg punya deng, tapi kecil tipe 21, trus kalo ujan gede jalanannya banjir. Meskipun gak masuk rumah, tapi tetep we gak bisa kemana2. Akhirnya sempet ngungsi dulu di rumah ortu ampe rumah yg ini kelar dibangun. Tapi udah setaon gak kelar2 juga. wah... udah abis2an nich buat rumah. Tabungan abis, rumah yg dulu udah terjual and terakhir mobil pun harus melayang. Ya gpp dech, yg penting skr udah punya rumah yg nyaman. Alhamdulillah ya Allah.
Meskipun rumahku jauh ("Bandung Coret" kata orang mah) tapi aku tenang krn deket ortu, ya buat nitipin anak2, he..he.. soalnya gak ada pembantu.

Kerjaku di perusahaan setrum negara. Alhamdulillah, dipercaya jadi sekretarisnya GM. Wah...kedengerannya keren yach sekretaris itu, padahal ya biasa aja kerjanya nerima telp, ngeagenda surat2, nyiapin rapat2 plus makan siang Boss, pokoknya stand by saat dibutuhin Boss. Gak cape sich kerjanya cuman harus siap siaga aja sampe Boss pulang, kalo pulangnya malem ya ikut pulang malem, tapi kalo malem banget, misal rapat ampe jam 9 or 10 malem, ada sekret satu lg yg cowoq.
"Ibu2 mah pulang aja, kasian anak2 nunggu di rumah" gitu kata Boss. Boss baik dech.......
My husband jg kerja di sini, tapi di Bagian SDM. Jadi pulang pergi bisa bareng, asyik khan......

Ya Allah , terima kasih atas karunia yg Engkau berikan padaku. Ampuni aku yg tdk pernah bersyukur pada-Mu, yg selalu menyia2kan semua nikmat-Mu.

Bersyukur

Pagi tadi saat kumasuki halaman kantor, kulihat ada sesuatu yg bergerak2 di kontainer sampah. Astaghfirullah.................. seorang bapak tua tengah mengais2 sisa makanan di dalam kontainer itu. Dia tampak sangat menikmati "sarapan pagi"nya itu. Getir rasanya hatiku.

Padahal subuh tadi aku baru saja menguras isi kulkasku. Banyak sekali makanan yg tak termakan oleh kami dan kami simpan di dalam kulkas. Setelah beberapa hari makanan itu tak tersentuh oleh kami karena telah ada lagi makanan yg baru. Wortel yg masih mentah yg tak sempet dimasak, susu murni yg masih utuh tp sdh expired, kue serabi kiriman ibuku, buah2an yg sdh mulai peot, dan banyak lagi makanan yg harus kurelakan masuk tong sampah.

Ya Allah...... ampunilah hambaMu ini yg telah menyia2kan rezeki yg telah Engkau berikan. Hamba selalu tidak mensyukuri apa yg telah Engkau berikan. Sementara di sudut sana seorang bapak tua sedang kelaparan dan lagi2 hamba tak tergerak untuk memberikan sesuatu pada dia. Sudah keraskah hati hambaMu ini ? Sudah membatukah hati hambaMu ini ? Sehingga tdk peka terhadap sekeliling hamba ? Hamba hanya memikirkan kebahagiaan diri hamba, masa lalu hamba, masa depan hamba.

Ya Allah........ berilah petunjuk dan jalan terang bagi hambaMu ini agar bisa kembali seperti dulu lagi yg peka, perhatian, bersabar thd semua cobaanMu dan bersyukur thd semua nikmatMu.

Amien ya rabbal alamin.

Nie Troozz

Tuesday, May 03, 2005

Asyik juga bikin Blog


Waaahhhh.....

Asyik juga bikin Blog........ kayak anak kecil punya mainan baru...he...he...
Orang mah udah kemana, udah ke bulan, udah bikin pesawat, bikin apa kek, ini mah baru belajar bikin Blog. Ih..malu-maluin aja. Gpp deng........ orang tukh hrs belajar dari mulai ayunan ampe liang lahat, katenye...... tul gak. Gimana tampilan Blognya sekarang ? Kayaknya masih kurang centil yach...........
Aku belom bisa nampilin foto di profile, ada yg bisa bantu ??

Belajar bikin Blog

Hari ini aku belajar bikin Blog.
Udah lama banget pengen bikin tapi gak tau caranya and takut tiba2 ada tagihan hrs bayar he..he...
Suka jalan2 liatin Blog orang. Ah....... kayaknya seneng banget punya Blog, bisa cerita apa aja, bisa banyak temen, bisa dapet ilmu, and so on.....
Tks a lot for someone buat supportnya and ngasih tutorialnya.
So....... liat dulu akh hasil posting pertamaku.

NieTroozz